Assalamualaikum semuanya. Selamat datang di babacaca. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang tata cara shalat tarawih dengan lengkap.
Shalat tarawih ini merupakan shalat yang khusus dikerjakan hanya pada malam-malam bulan yang mulia, yaitu bulan Ramadhan. Jadi kita hanya bisa melaksanakan shalat tarawih sekali dalam setahun. Oleh karena hanya dikerjakan satu kali setahun, maka banyak yang lupa-lupa ingat bagaimana tata cara shalat tarawih ini.
Oleh karena itu, mari langsung saja kita bahas mengenai shalat tarawih ini dengan lengkap.
Daftar Isi
Pengertian Sholat Tarawih
Tarawih, atau kalau di Jawa sering disebut dengan Traweh, berasal dari bahasa arab. Asal katanya adalah تَرْوِيْحَةٌ, dibaca tarwihah, yang memiliki arti istirahat sejenak. Dan tarawih merupakan bentuk jamaknya, yang berasal dari dasar kata ar-rahah, yang sudah diserap ke dalam bahasa Indonesai menjadi rehat, yang arti dalam bahasa Arabnya adalah hilangnya keletihan atau kesulitan.
Dulunya kata tarawih diberikan pada majelis secara umum. Kemudian, kata tarawih ini digunakan untuk menyebut majelis yang dilaksankan setelah melakukan shalat empat rakaat di malam-malam Ramadhan.
Setelah itu, kata tarawih digunakan untuk menyebut shalat empat rakaat itu, penyebutan ini secara majas. Shalat empat rakaat itu diberi nama shalat tarawih, karena pada saat itu kaum muslimin menyukai memanjangkan shalat mereka, kemudian istirahat setelah shalat empat rakaat dengan duduk, dan setiap dua rakaat diakhiri dengan satu salam.
Keutamaan Shalat Tarawih
Dalam kitab-kitab fiqih klasik, biasanya ditemui penulisan keutamaan-keutamaan suatu amalan akan ditulis di bagian-bagian awal pembahasan. Hal ini dimaksudkan supaya orang-orang termotivasi untuk melakukan amal itu setelah mengetahui keutamaannya.
Karena sangat banyak sekali keutamaan-keutamaan dari amalan-amalan yang sering kita kerjakan namun kita tidak tahu mengenai keutamaannya. Sebenarnya sangat sayang jika kita mengerjakan suatu amalan tanpa mengetahui keutamaannya. Karena dengan mengetahui keutamaannya kita akan menjadi lebih bersemangat dalam menjalani amalan itu.
Begitu juga dengan tata cara shalat tarawih, sebaiknya bagi kita untuk mengetahui keutamaannya yang sangat banyak. Dan berikut kami tuliskan beberapa diantaranya :
Dosanya Di Masa Lalu Diampuni
Baginda Nabi Muhammas shallahu alaihi wa sallam, pernah bersabda, yang hadistnya diriwayatkan dari Abu Hurairah :
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang mengerjakan qiyam Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.”(H.R Bukhori dan Muslim)
Yang dimaskud dengan qiyam Ramadhan menurut pendapat Imam Nawawi adalah shalat tarawih
Dan pengampunan dosa yang disebutkan di haidist ini, ada dua pendapat mengenai maksudnya. Yang pertama, menurut Ibnul Mundzir pengampunannya mencakup dosa kecil dan juga dosa besar berdasar pada teks hadistnya. Dan pendapat kedua mengatakan, dosa yang diampuni adalah dosa-dosa kecil, ini merupakan pendapat dari Imam Nawawi.
Shalat Tarawih Merupakan Sholat Yang Utama
Menurut pendapat para ulama madzhab Hambali atau sering disebut ulama Hanabilah, shalat sunnah yang utama adalah shalat sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan secara jamaah. Alasannya adalah karena shalat sunnah ini hampir menyerupai shalat fardhu, di dalam anjuran(perintah) berjamaahnya.
Kemudian setelah itu, yang utama adalah shalat rawatib (shalat pengiring shalat fardhu, baik sesudah atau ba’diah, maupun sebelum atau qobliyah.
Dan sholat sunnah yang paling ditekankan untuk dikerjakan dengan berjamaah adalah shalat gerhana, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari. Kemudian setelah itu adalah shalat tarawih.
Seperti shalat semalam suntuk
Dari salah satu sahabat Baginda Nabi, Abu Dzar al-Ghifari, beliau berkata “Baginda Nabi shallahu alaihi wa sallam pernah mengumpulkan keluarganya dan juga para sahabat. Kemudian beliau shallahu alaihi wasallam bersabda :
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً
“sesungguhnya barangsiapa yang shalat bersama imam sampai selesai shalatnya, maka akan ditulis untuk nya pahala qiyam satu malam penuh”.
Hadist ini juga sebagai anjuran bagi muslim untuk shalat tarawih dengan berjamaah dan sampai selesai dalam mengikuti imam.
Baca juga yang ini :
Hukum Shalat Tarawih
Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa shalat tarawih merupakan salah satu dari salat malam. Namun saat mengerjakannya tidak disyariatkan untuk tidur lebih dahulu, dan sholat tarawih hanya bisa dikerjakan di malam bulan Ramadhan.
Hukum shalat tarawih ini menurut kesepakatan ulama adalah sunnah. Bahkan pendapat para ulama Hanafiyah, Malikiyah dan Hanabilah, menyebutkan bahwa hukum shalat tarawih adalah sunnah muakkad. Shalat ini dianjurkan dikerjakan untuk semuanya, laki-laki dan perempuan.
Imam Syafi’i, sebagian besar ulama madzhab Syafi’I, Imam Hanafi, Imam Ahmad bin Hambal dan sebagian dari ulama madzhab Maliki berpendapat bahwa shalat tarawih lebih utama atau afdholnya dilaksanakan dengan berjamaah. Hal ini meniru sebagaimana yang dikerjakan oleh sayyidina Umar bin Al-Khattab dan para sahabat lainnya radhiyallau’ anhum
Sejarah Shalat Tarawih
Baginda Nabi Muhammad shallahu alaihi wa sallam pada suatu malam di bulan Ramadhan keluar untuk menuju masjid dan berniat untuk mengerjakan shalat malam. Lalu berdatanganlah para sahabat dan mereka shalat dengan bermakmum kepada Nabi. Ketika malam telah berganti menjadi siang, para sahabat membahas mengenai hal itu. Sehinnga pada malam selanjutnya semakin bertambah banyaklah jamaah yang hadir di masjid untuk ikut shalat. Dan hal ini berlangsung selama tiga hari berturut-turut.
Dan pada malam yang keempat, masjid menjadi terasa sesak karena tidak mampu menampung jumlah jamaah yang banyak. Namun waktu itu, Rasulullah shallahu alaihi wa sallam tidak kunjung keluar dari kediaman beliau.
Hingga waktu fajar menyingsing. Baginda Nabi baru keluar untuk mendirikan shalat subuh. Setelah itu beliau berkhutbah, “Saya sudah mengetahui kejadian semalam. Namun saya khawatir shalat itu akan menjadi wajib atas kalian sehingga kalian tidak mampu untuk mendirikannya”.
Pada akhirnya shalat malam di bulan Ramadhan pada waktu itu dikerjakan sendiri-sendiri. Hal seperti demikian ini berlangsung hingga Baginda Nabi wafat. Dan terus belanjut di masa kekhalifahan Abu Bakar as-siddiq dan awal kekhalifahan Umar bin al-Khattab. Baru pada tahun ke-4 penanggalan Hijriah, khalifah Umar memiliki inisiatif untuk menjadikan tata cara shalat tarawih tersebut dikerjakan berjamaah di masjid dengan satu imam. Pada waktu itu sahabat Umar menunjuk Tamim Ad-Dariy dan Ubay bin Kaab sebagai imamnya. Kemudian khalifah Umar berkata, “Sebaik-baiknya bid’ah adalah ini”.
Imam Abu Yusuf pernah menanyakan sesuatu kepada Imam Abu Hanifah mengenai shalat tarawih dan apa yang dilakukan oleh sahabat Umar. Kemudian Imam Abu Hanifah menjawab pertanyaan itu, yang artinya kira-kira begini, “Shalat tarawih itu sunnah muakkad. Umar tidak pernah membuat perkara-perkara baru dari dirinya dan beliau bukanlah seorang pembid’ah. Beliau sahabat Umar, tidak pernah memberi perintah terhadap sesuatu kecuali berdasar pada dalil dari dirinya dan sesuai dengan masa Rasulullah shallahu alaihi wasallam. Sahabt Umar sudah menghidupkan sunnah ini, lalu beliau mengumpulkan orang-orang pada Ubay bin Kaab kemudian mengerjakan shalat tarawih ini dengan berjamaah. Dan pada saat itu jumlah dari para sahabat Nabi jumlahnya sangatlah banyak, entah itu kaum Ansor maupun kaum Muhajirin, dan tidak ada satupun dari mereka yang mengingkari akan hal itu. Bahkan, mereka semaua sepakat dan memerintahkan hal yang sama”.
Tata Cara Shalat Tarawih
Cara mengerjakan sholat tarawih sama dengan mengerjakan sholat lain pada umumnya. Dimulai dengan niat dan diakhiri dengan salam. Menurut pendapat yang umum shalat ini dikerjakan dua rakaat salam-dua rakaat salam. Jadi jika kita mngerjakan 20 rakaat, maka akan ada sepuluh salam. Begitu juga jika mengerjakan delapan rakaat, maka ada empat salam.
Shalat ini dikerjakan di waktu malam setelah mengerjakan shalat Isya. Dianjurkan dikerjakan dengan berjamaah.
Niat Sholat Tarawih
Dalam mengerjakan amalan-amalan, amat penting bagi kita untuk meniatkan tentang apa yang akan kita kerjakan. Supaya apa yang kita kerjakan tidak melenceng dari jalurnya. Sesuai hadist yang di tulis Imam Nawawi di dalam kitab Arbain Nawawi di poin pertama, yang artinya kurang lebih, “sesungguhnya setiap amal bergantung kepada niatnya”. Begitu juga dalam tata cara shalat tarawih ini, penting bagi kita mengetahui niatnya.
Dan berikut niat shalat tarawih arab :
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيحِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُومًا/إِمَامًا للهِ تَعَالَى
Ini niat shalat tarawih latin :
“Usholli sunnata-taraawiihi rak’ataini (makmuman-imaaman) lillahi ta’aala”
Yang artinya : “aku niat menjalankan sholat tarawih dua rakaat (sebagai makmu/sebagai imam) karena Allah Ta’ala”.
Urutan Surat Yang Dibaca Saat Sholat Tarawih
Sebenarnya tidak ada riwayat yang menjelaskan mengenai bacaan surat shalat tarawih. Namun, dikalangan kita saat ini umumnya banyak yang membaca surat-surat pendek sesuai urutan berikut di rakaat pertama, dan di rakaat kedua membaca surat al-ikhlas. Dan berikut ini urutannya untuk shalat tarawih 20 rakaat :
Rakaat | Bacaan Surat |
Pertama | Surat At-Takaatsur |
Kedua | Surat Al-Ashr |
Ketiga | Surat Al-Humazah |
Keempat | Surat Al-Fiil |
Kelima | Surat Quraisy |
Keenam | Surat Al-Ma’uun |
Ketujuh | Surat Al-Kautsar |
Kedelapan | Surat Al-Kaafiruun |
Kesembilan | Surat An-Nashr |
Kesepuluh | Surat Al-Lahab |
Urutan surat-surat ini sebenarnya berurutan di Al-Quran, mulai surat At-Takatsur sampai A-Lahab.
Namun, jika saat menjalankan tata cara shalat tarawih tidak dengan surat-surat di atas tentu saja diperbolehkan. Bahkan ada beberapa tempat yang membaca satu juz di setiap malam shalat tarawih, seperti di masjid Al-Harom dan masjid Nabawi.
Bacaan Bilal Dalam Tata Cara Shalat Tarawih
Bacaan bilal merupakan salah satu yang masuk dalam tata cara shalat tarawih, yang dikerjakan dengan berjamaah. Ada bebrapa versi bacaan bilal ini. Dan berikut ini salah satu versi bacaan bilal shalat tarawih 23 rakaat arab dan latin.
Shalat | Bilal | Jawaban Jamaah |
1 | صَلُّوْا سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةَ رَحِمَكُمُ اللهُ
shollu sunntattaraawihi rak’ataini jaami’atan rahimakumullah |
رَحِمَكُمُ اللهُ
rahimakullah |
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allhumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad |
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ
Allahumma sholli wasallim ‘alihi |
|
2 | فَضْلًا مِنَ اللهِ تَعَالَى وَنِعْمَةْ
fadl-lam-minallahi ta’ala wa ni’mah |
وَمَغْفِرَةً وَنِعْمَةْ
wa maghfiratan wa ni’mah |
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allhumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad |
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ
Allahumma sholli wasallim ‘alihi |
|
3 | اَلْخَلِيْفَةُ اْلاُوْلَى سَيِّدُنَا اَبُوْ بَكَرْ الصِّدِّيْقُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
Alkholifatul uula sayyiduna abu bakrini-shiddiq radliallahu ‘anhu |
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
radliallhu ‘anhu |
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allhumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad |
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ
Allahumma sholli wasallim ‘alihi |
|
4 | فَضْلًا مِنَ اللهِ تَعَالَى وَنِعْمَةْ
fadl-lam-minallahi ta’ala wa ni’mah |
وَمَغْفِرَةً وَنِعْمَةْ
wa maghfiratan wa ni’mah |
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allhumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad |
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ
Allahumma sholli wasallim ‘alihi |
|
5 | اَلْخَلِيْفَةُ الثَّانِيَةُ سَيِّدُنَا عُمَرُ ابْنُ الْخَطَّابْرَضِيَ اللهُ عَنْهُ
Alkholifatul tsaani sayyiduna ‘umaru-bnul-khoththoob radliallhu ‘anhu |
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
radliallhu ‘anhu |
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allhumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad |
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ
Allahumma sholli wasallim ‘alihi |
|
6 | فَضْلًا مِنَ اللهِ تَعَالَى وَنِعْمَةْ
fadl-lam-minallahi ta’ala wa ni’mah |
وَمَغْفِرَةً وَنِعْمَةْ
wa maghfiratan wa ni’mah |
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allhumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad |
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ
Allahumma sholli wasallim ‘alihi |
|
7 | اَلْخَلِيْفَةُ الثَّالِثَةُ سَيِّدُنَا عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
Alkholifatul tsalitsu sayyiduna ‘utsman-ubnu ‘affaan radliallahu ‘anhu |
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
radliallhu ‘anhu |
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allhumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad |
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ
Allahumma sholli wasallim ‘alihi |
|
8 | فَضْلًا مِنَ اللهِ تَعَالَى وَنِعْمَةْ
fadl-lam-minallahi ta’ala wa ni’mah |
وَمَغْفِرَةً وَنِعْمَةْ
wa maghfiratan wa ni’mah |
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allhumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad |
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ
Allahumma sholli wasallim ‘alihi |
|
9 | اَلْخَلِيْفَةُ الرَّابِعَةُ سَيِّدُنَا عَلِيْ بِنْ اَبِيْ طَالِبْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
Alkholifatul uula sayyidina abu bakrini-shiddiq radliallahu ‘anhu |
كرم الله وجهه
karomallahu wajhah |
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allhumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad |
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ
Allahumma sholli wasallim ‘alihi |
|
10 | اَخِرُ التَّرَاوِيْحِ اَجَرَكُمُ اللهُ
aakhiruttaraawihi ajarakumullah |
اَمِيْنَ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ
aammin ya robbal ‘aalamiin |
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allhumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad |
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ
Allahumma sholli wasallim ‘alihi |
|
Bacaan Bilal Shalat Witir | ||
1 | صَلُّوْا سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةَ رَحِمَكُمُ اللهُ
shollu sunnatal witri rak’ataini jaa mi’atan rahimakumullah |
رَحِمَكُمُ اللهُ
rahimakumullah |
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allhumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad |
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ
Allahumma sholli wasallim ‘alihi |
|
2 | صَلُّوْا سُنَّةَ رَكْعَةَ الْوِتْرِ جَامِعَةَ رَحِمَكُمُ اللهُ
shollu sunnata-rak’atal witri jaami’atan rahimakumullah |
رَحِمَكُمُ اللهُ
rahimakumullah |
Dan untuk bacaan bilal 8 rakaat arab dan latin, yang dibaca dalam tata cara shalat tarawih hanya di bagian yang ada nama-nama khulafaur-rasyidin saja.
Baca Yang Ini Juga :
Doa Shalat Tarawih
Dalam rangkaian tata cara shalat tarawih, bagian doa setelah shalat tarawih ini masuk ke dalmnya. Berikut doanya, yang biasa disebut dengan nama doa kamilin.
Dan berikut doa setelah shalat tarawih latin :
“Allahummaj’alna bil iimaani kaamiliin. Wa lil faraa idli muaddiin. Wa lish-sholaati haafidhiin. Wa lizzakaati faa ‘iliin. Wa lima ‘indaka thaalibiin. Wa li ‘afwika raajiin. Wa bil hudaa mutamasskiin. Wa ‘anil-laghwi mu’ridlin. Wa fiddunya zaahidiin. Wa fil aakhiroti raaghibiin. Wa bil-qodlooi raadliin.
Wa linna’mai syakiriin. Wa ‘alal balaai shoobiriin. Wa tahta lawaai Muhammadin shallahu ‘alaihi wa sallam yaumal qiyaamati saairiina wa ilal haudli waa ridiin. Wa ilal jannati daa khiliin. Wa minannari naajiin.
Wa ‘ala sariiril karaamati qoo’idiin. wa min khuurin ‘iini-mutazawwijiin. Wa min sundusin wa istabraqin wadibaajin mutalabbisin. Wa min tha‘amil jannati aakiliin. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syaaribiin.
Bi akwaabin wa abaariiqa wa ka‘sin min ma‘iin. Ma‘al ladziina an‘amta ‘alaihim minan nabiyyiina wash shiddiiqiina wasy syuhadaa’i wash shaalihiina wa hasuna ulaa’ika rafîqaa. Dzaalikal fadl-lu minallaahi wa kafaa billaahi ‘aliimaa. Allaahummaj‘alnaa fii haadzihil lailatisy syahrisy-syarifatil mubaarakati minas su‘adaa’il maqbuliin. Wa laa taj‘alnaa minal asyqiyaa’il marduudiin.
Wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa aalihi wa shahbihi ajma‘iin. Birahmatika yaa arhamar raahimiin wal hamdulillaahi rabbil ‘aalamiin.”
Artinya kurang lebih sebagai berikut :
“Duhai Allah jadikanlah kami semua orang-orang yang imannya sempurna. Yang kewajiabannya dipenuhi. Yang sholatnya dijaga. Yang zakatnya ditunaikan. Yang berada di sisiMU kami cari. Yang ampunanMU kami harapkan. Yang petunjukMU kami pegang. Yang dari kebatilan kami berpaling. Yang di dalam urusan dunia kami zuhud. Yang pada akhirat kami menyukainya. Yang pada qadhaMU kami ridho. Yang atas nikmatMU kami bersyukur. Yang atas segala musibah kami bersabar.
Yang berada pada panji-panji junjungan kami Baginda Nabi Muhammad shallahu alaihi wasallam di dalam hari kiamat dan atas telaganya kami berkunjung. Yang terhadap surga kami memasukinya. Yang terhadap neraka kami selamat darinya. Yang di atas ranjang kemuliaan kami duduk. Yang dengan para bidadari kami menikah. Yang berbagai sutra kami kenakan. Yang makanan surga kami memakannya. Yang susu dan madu murni kami minum. Dengan gelas, cangkir dan cawan-cawan. Bersama orang-orang yang Engaku beri kenikmatan kepada mereka, dari para Nabi, siddiqqiin, syuhada’, dan orang-orang sholih. Dan teman terbaik adalah mereka itu.
Dan itulah keutamaan dari Allah, dan cukuplah terhadap Allah Yang Maha Mengetahui. Duhai Allah jadikanlah kami di dalam malam yang mulia dan penuh barokah ini termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bahagia dan terkabul doa-doanya. Dan jangan jadikan kami dari golongan orang yang celaka dan ditolak amalnya. Dan semoga Allah mencurahkan rahmat NYA kepada junjungan kami Baginda Nabi Muhammad shallahu alaihi wa sallam, dan kepada keluarganya dan sahabatnya seluruhnya. Berkat rahmatMU, duhai Yang Palin Penyayang diantara yang penyayang. Dan segala puja puji bagi tuhan semesta alam.”
*******
Itulah tadi pembahasan kita kali ini mengenai tata cara sholat tarawih. Semoga bermanfaat. Terima kasih sudah berkunjung. Sekian. Salam.